Sunday, August 30, 2015

Aksi Polisi ‘Pencabut Nyawa’ di Aceh Kompolnas Diminta Turun Tangan

Banda Aceh – Terkait aksi polisi dari Polda Aceh main ‘cabut nyawa’ hampir dalam semua kasus pengejaran kelompok bersenjata Din Minimi tak terkecuali dalam kasus penangkapan Junadi alias Beureujuek, warga Sidomulyo Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, yang ditembak mati dimuka umum, KontraS Aceh minta Kompolnas turun tangan.

“itu penting juga untuk dilakukan pengusutan terkait dengan penggunaan senjata api yang dilakukan oleh kepolisian dalam melakukan upaya penuntas criminal bersenjata di Aceh apakah sudah seseuai dengan prinsip legalitas, nessisitas dan proprosionalitas dengan potensi ancamana yang dihadapi dan korban yang menjadi sasaran tembak di tempat oleh kepolisian, untuk itu baik penegakan hukum internal ataupun Kompolnas harus segera melakukan uji balestik terhadap senjata yang digunakan dan juga kepada korban harus segera dilakukan autopsi supaya bisa diketahui apakah betul dia melakukan perlawanan serta dalam jarak berapakah korban di tembak, jangan-jangan tidak ada upaya perlawanan dari korban dan jarak tembak yang sangat dekat dilakukan oleh kepolisian” Tulis Koordinator KontraS Aceh dalam rilis yang diterima acehbaru.com, Jum’at, 28 Agustus 2015.

Junaidi alias Brujuek (30) anggota Din Minimi tewas ditembak di SPBU Batu Phat, Kamis 27 Agustus 2015

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh juga mendesak pihak Kompolnas untuk mengusut tindakan anggota kepolisian yang selama ini kerap melakukan upaya penembakan daripada pencegahan lainnya dalam pengungkapan perbuatan krimininalitas bersenjata di Aceh.
“Ini bisa kita lihat pada kejadian di Limpok Aceh Besar, Grong-Grong Pidie, Geureudong Pase Aceh Utara dan terakhir SPBU Batupat semua korbannya tewas di tempat” Kata Hendra Saputra.

No comments:

Post a Comment